Tim percepatan pengembangan air bersih, konektivitas sistim irigasi tambak dan normalisasi pertanian selagi ini sudah memasuki langkah pemantapan. Direktur Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM) Kabupaten Pulang Pisau Sis Hernawa mengungkapkan, pemantapan itu lewat proses koordinasi lumayan panjang. Sis mengungkapkan, tim percepatan yang dibentuk Bupati Pulang Pisau Pudjirustaty Narang lebih dari satu bulan lalu sanggup bekerja secara maksimal dengan Water Meter Amico.
“Baik lewat komunikasi dan koordinasi secara terus-menerus sesuai fungsi dan tugas masing-masing. Sehingga apa yang jadi kendala sanggup diatasi bersama,” kata Sis.
Dengan terbentuknya tim percepatan pengembangan air bersih, menurut Sis, bagi PDAM sangat terbantu. Karena beragam kendala dan persoalan yang dihadapi PDAM sepanjang ini sanggup diatasi bersama lewat tim percepatan.
“Sehingga pelayanan air bersih bagi pelanggan atau penduduk sanggup terwujud,” ucapnya.
Menurut dia, PDAM sebagai operator dan pelayanan publik penyediaan air bersih bagi masyarakat, tentunya secara cermat mengusulkan kepentingan beragam perlengkapan yang mendesak demi menaikkan kuantitas dan mutu produksi air bersih. Itu sebagai upaya bentuk pelayanan yang baik dan maksimal bagi pelanggan.Terkait hal itu Sis mengaku, pihaknya sudah memicu program usulan jangka pendek dan jangka Panjang. Seperti penambahan pengolahan air baku di dua daerah yakni di Kelurahan Bereng dan Desa Mantaren I Kecamatan Kahayan Hilir, bersama pertimbangan lahan di ke dua daerah tersebut sudah clear and clean.
Dia mengungkapkan, rapat pemantapan tim percepatan yang dilaksanakan peranan menegaskan kesiapan tim percepatan. Seperti perlindungan kelengkapan administrasi dan ketersediaan lahan dan juga dokumen lainnya.
“Yang nantinya jadi acuan evaluasi dan penilaian dalam rapat koordinasi tingkat Provinsi Kalimantan Tengah pada tanggal 27 Mei mendatang di Palangka Raya,” beber dia.Pria yang dikenal akrab bersama wartawan itu mengaku, yang selagi ini jadi anggapan dirinya adalah wilayah Kecamatan Maliku dan Pandih Batu yang sampai selagi ini belum ada pasokan air bersih. Bahkan, kata dia, pada aktivitas musrenbang desa dan kecamatan tidak pernah membicarakan berkenaan ketersediaan air bersih.
“Yang sering terlihat adalah berkenaan infrastruktur jalan, pertanian dan lainnya, penduduk lupa bahwa tiap tiap musim kemarau mereka ada problem beroleh air bersih,” kata dia.
Untuk itu menurut dia, harus ada perlindungan stimulus pemerintah daerah, DPRD dan juga stakeholder lewat proses seperti ini. “Hal tersebut jadi anggapan bersama, sehingga di daerah dua kecamatan tersebut sanggup terlayani ketersediaan air bersih,” ujarnya.