Beberapa negara di dunia saat ini sedang alami kritis energi. Kelangkaan suplai energi juga memacu naiknya harga energi terhitung gas, minyak, dan batu bara.
Peristiwa itu memacu padamnya listrik, dan susahnya memperoleh bahan bakar minyak (BBM) di beberapa negara terhitung di China dan Eropa.
Keinginan gas alam naik sesudah beberapa negara di penjuru dunia, yang awalnya memiliki komitmen untuk kurangi emisi karbon, tidak sanggup sediakan energi yang cukup dari usaha mereka konsentrasi pada energi terbarukan di tengah-tengah tingginya permintaan.
Dampaknya, terjadi kekurangan suplai, hingga batu bara dan energi fosil yang lain kembali dicari, harga juga melejit.
Tetapi Dimas W Pratama, riset NH Korindo Sekuritas, menyaksikan dalam periode panjang sentimen trend keperluan akan green energy dalam soal energi terbarukan bisa menjadi batu sandungan untuk peningkatan harga batu bara dan teman-temannya dalam kurun waktu panjang.
“Berkaitan gagasan green energy yang akan datang pasti mengubah keinginan dari batu bara ke energi terbarukan. Tetapi jika kita saksikan proyeknya masih lama karena infrastruktur harus dibuat lebih dulu saat sebelum berlangsungnya perubahan periode,” ucapnya dalam program Investime CNBC Indonesia, Selasa (6/10/2021).
Menurut Dimas, pelambatan ekonomi karena wabah Covid-19 ditegaskan akan meredam kembali, sekalian turunkan keinginan akan green energy ini.
Disamping itu, satu sentimen yang dapat turunkan harga batu bara yaitu kelebihan suplai.
“Suplai dari produsen sendiri memang terus-menerus untuk lakukan export, jika terjadi oversupply nanti dapat turunkan harga baru bara,” ucapnya.
Awalnya Uni Eropa sudah menarget untuk jadi karbon netral di tahun 2050 dan kurangi emisi gas rumah kaca sejumlah 55% di tahun 2030, dibanding dengan tingkat tahun 2005.
Tetapi produksi listrik pembangkit listrik tenaga turbin angin di Eropa yang rendah jadi memperburuk kritis listrik. Cuaca yang tenang jadi argumen kenapa output turbin angin jadi rendah.
Adapun harga batu bara naik kembali. Pemburuan pada sang batu hitam membuat harga membumbung tinggi. Tempo hari, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 280/ton, naik 12,45% dibanding hari kemarin jadi sekaligus yang paling tinggi minimal semenjak 2008.