kendala bukti diri disosiatif (bahasa Inggris: dissociative identity disorder, disingkat DID), yang sebelumnya diketahui selaku hambatan perilaku heterogen (bahasa Inggris: multiple personality disorder, disingkat MPD), serta diketahui dalam pemanfaatan sehari-hari yang lazim namun salah lumrah selaku perilaku berpasangan (bahasa Inggris: split personality), ialah hambatan jiwa yang dimula oleh tekanan jiwa kronis pada era kanak-kanak (nyawa 3-11 tahun) serta anak muda (nyawa 12-18 tahun).[1]
pribadi lazimnya menjalani pengalaman mencekam yang rada fanatik serta terjalin berulang kali yang menyebabkan terbentuknya 2 maupun lebih perilaku yang berbeda.[2] Masing-masing perilaku dengan ingatan sendiri, keyakinan, sikap, pola pikir, dan metode memandang daerah serta diri mereka sendiri.[2] paling tidak 2 perilaku ini sebagai berulang mempunyai kontrol penuh berlandaskan badan si individu.[2]
tolok ukur penaksiran
Termampu 4 patokan guna menpenaksiran hambatan bukti diri disosiatif pada seseorang,[3] ialah:
kedatangan 2 maupun lebih perilaku;[3]
Kepribadian itu mampu mengatur perilaku;[3]
Ketidak-mampuan guna menetapi data berguna yang melampaui kelupaan pada normalnya;[3]
kendala bukan sebab dampak fisiologis langsung dari sesuatu zat maupun keadaan kedokteran umum.[3]
Tanda serta tanda-tanda
pengidap hambatan bukti diri disosiatif ada gejala-gejala selaku berikut:[4]
Depersonalisasi serta derealisasi
pengidap menjalani perasaan tidak jelas, merasa terpisah dari diri sendiri bagus sebagai jasmani atau kejiwaan. pengidap merasa serupa mengobservasi dirinya sendiri, seolah-olah mereka tengah menyaksikan diri mereka dalam serupa fim. pengidap merasa tidak meninggali badan mereka sendiri serta berpendapat diri selaku orang asing maupun tidak jelas.
menjumpai bias periode, amnesia, serta penyimpangan periode
Penderita selalu kali menjalani kehilangan periode, dimana kasertag-kasertag mereka menciptakan sebuah yang tidak diketahuinya, atau tersadar di sesuatu tempat yang tidak diketahui, selagi mereka tidak ingat bilamana berangkat ke tempat itu.
Sakit kepala serta kemauan bunuh diri
Penderita kerap kali merasa sakit kepala, serta mengindahkan banyak suara-suara dikepalanya (serupa dengan gejala skizofrenia). separuh perilaku mampu mendorongnya guna melaksanakan bunuh diri.
kegoncangan jenjang keahlian serta keterangan diri
Berubah-ubahnya keadaan pengidap terjalin kala satu perilaku berganti dengan perilaku lain. Misalnya, kala perilaku A timbul, hingga perilaku itu ialah perilaku yang memiliki keahlian berhitung yang apik. tengah kala perilaku lain timbul, keahlian perilaku A pula sirna. Jadi, kemampuannya bertukar terpaut dari perilaku mana yang timbul. sedemikian itu serta dengan keterangan dirinya, fluktuasi serupa kedatangan tiap-tiap perilaku.
sikap menyiksa diri sendiri
Bagian ini membutuhkan pengembangan. kalian dapat menolong dengan mengembangkannya.
keresahan serta tekanan jiwa
Individu lazimnya menjalani kegelisahan serta tekanan jiwa sebab berulang kali menjalani hal-hal yang tidak diingatnya.
penaksiran
Membuat penaksiran guna hambatan bukti diri disosiatif tidaklah gampang serta menyantap waktu yang lama.[butuh referensi] penaksiran mampu digeluti dengan konsultasi runtut serta lewat beraneka ragam uji psikologi.[butuh referensi]
konsultasi Klinis
konsultasi Klinis (bahasa Inggris: Structured Clinical Interview for DSM-IV (SCID-D)).[5] cara wawancaranya pula ada arahan, yakni mengenakan penaksiran serta persiapan Wawancara Terstruktur guna Penderita Gangguan bukti diri Disosiatif (bahasa Inggris: penaksiran dan Dissociative Disorders Interview Schedule (DDIS)).[6]
serupa uji simpel diduga senantiasa guna melaksanakan diagnosis yang disebut Pengukuran peristiwa Disosiatif pada Penderita (bahasa Inggris: Dissociative Experience Scale (DES)).[7] Diagnosis patut digeluti oleh psikiater maupun psikolog yang berkompeten dan bersertifikat.[butuh referensi]
adakala keluputan kerap terjalin sebab hambatan kepribadian disosiatif selalu kali serupa dan/maupun tampak dengan hambatan yang lain serupa disosiatif amnesia, depresi, kegelisahan, atau hambatan panik[butuh referensi]. akibat itu sebab komorbiditas butuh diawasi dengan awas biar tidak terjalin diagnostik yang salah, lebih-lebih salah membandingkannya dengan skizofrenia.[butuh referensi]
bimbingan diagnosis
Berbagai arahan diagnosis dari hambatan bukti diri disosiatif mampu dipandang pada:
ICD-10 dengan F44.9[8]
DSM-IV TR dengan 300.14[3]
PPDGJ III dengan F60.2 [9]