Kementerian Pertanian optimis Indonesia dapat jadi lumbung pangan pada 2045. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapainya adalah bersama dengan optimalisasi irigasi pertanian.

Dengan ada jaminan ketersediaan air yang baik maka petani dapat dapat menanam kapan saja, sehingga memproduksi pertanian mudah untuk ditingkatkan.

Berdasarkan asumsi dan tinjauan lapangan, kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, aspek ketersediaan air irigasi merupakan aspek kunci berhasil pencapaian target produksi.

Sedangkan Dirjen PSP Kementan Pending Dadih meyakinkan bahwa “tanpa air, pertanian tidak dapat terjadi bersama dengan baik dan tidak dapat memberi hasil optimal. Air perlu bagi petani. Air jadi keperluan perlu seumpama mengidamkan tingkatkan memproduksi padi dan menggapai swasembadaberas”.

Salah satu tipe irigasi yang kala dikembangkan oleh Kementan adalah irigasi perpompaan dan perpipaan. Prinsip berasal dari Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan adalah : 1) Mengambil air berasal dari sumber (diverting); 2) Membawa/mengalirkan air berasal dari sumber ke lahan pertanian (conveying); 3) Mendistribusikan air kepada tanaman (distributing); 4) Mengatur dan mengukur aliran air (regulating plus measuring).

Sedangkan target berasal dari Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan adalah: a) Memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai suplesi air irigasi bagi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta budidaya ternak; b)Meningkatkan intensitas pertanaman dan/atau luas areal tanam; c) Meningkatkanproduktivitas pertanian, penghasilan dan kesejahteraan petani; d) Memanfaatkanpotensi sumber air permukaan sebagai air irigasi, baik di area irigasi maupun nondaerah irigasi.

Kunci utama berasal dari tipe irigasi perpompaan adalah ada sumber air. Walupun posisi airnya dibawah permukaan lahan pertanian tidak masalah, dikarenakan memakai pompa untuk pemanfaatannya. Dengan demikianlah lahan pertanian yang tidak terjangkau bersama dengan irigasi waduk dan bendung yang kebanyakan secara grafitasi tetap dapat beroleh air irigasi.

Jenis-jenis sumber air permukaan yang kebanyakan digunakan pada lain sungai, danau, situ/embung, saluran pembuang dankolam air lainnya. Jika terdapat sumber air yang posisinya berada diatas lahan usaha tani dapat lebih baik, dikarenakan tinggal menyalurkannya secara grafitasi ke lahan pertanian bersama dengan memakai pipa (irigasi perpipaan).

Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan diprioritaskan pada wilayah kawasan pertanian yang sering mengalami kendala/kekurangan air irigasi lebih-lebih pada musim kemarau.

Output berasal dari aktivitas ini adalah terlaksananya kegiatan-kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan sehingga ada sumber air yang dapat dimanfaatkan oleh petani, baik sebagai suplesi/conjunctive use di area irigasi maupun sebagai irigasi utama di non area irigasi/tail end.

Hal ini diinginkan dapat tingkatkan luas areal tanam baru dan tingkatkan produksi/produktivitas.

Sejak th. 2016 – 2017 jumlah Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan focus untuk menunjang komoditas tanaman pangan cocok program UPSUS PAJALE yang telah dilakukan sebanyak 2.038 unit untuk menunjang komoditas tanaman pangan yang tersebar di semua Indonesia, bersama dengan areal lahan yang dilayani sekitar40.760 Ha.

Sedangkan terasa th. 2018, aktivitas Irigasi Perpompaan dan Perpipaan menunjang semua komoditas pertanian (tanaman pangan, Hortikultura,perkebunan dan peternakan) bersama dengan alokasi aktivitas sebesar 1.071 unit.
Irigasi perpompaan dan perpipaan ini, per unitnya sedikitnya dapat melayani areal sawah seluas 20 ha.
Untuk laksanakan aktivitas tersebut, pemerintah beri tambahan perlindungan dana lewat tranfer segera ke rekening kelompok yang memenuhi syarat baik tekhnis maupun administrasi.

Sedangkan pelaksanaan fisik dilakukan oleh kelompok tani penerima faedah selanjutnya secara padat karya yang dibimbing oleh petugas pertanian yang ada didaerah.

Mengingat ketersediaan sumber air permukaan yang tetap besar, maka irigasi perpompaan dan perpipaan tetap terbuka lebar untuk dimanfaatkan sebagai solusi ketersediaan air irigasi dengan Water Meter Itron lebih-lebih di lahan tadah hujan. Pada lahan tersebut, yang kala ini kebanyakan ditanami sekali didalam setahun dapat meningkat jadi dua atau tiga kali.

Dengan peningkatan Indeks Pertanaman selanjutnya maka peningkatan memproduksi padi pertahun dapat meningkat 50%

Sementara itu Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Pending Dadih mengatakan, khusus untuk aktivitas air irigasi, pada th. 2018 dapat difokuskan pada optimalisasi pemanfaatan sumber air untuk tingkatkan intensitas pertanaman (IP). Untuk itu, dia menghendaki seumpama ada area yang punyai potensi sumber air sehingga mengajukan kegiatan irigasi.

“Bila wilayah sumber air memadai jauh berasal dari lahan, dapat mengajukan aktivitas pipanisasi. Bahkan jika harus pompa air dapat disiapkan,” ujar Pending Dadih.

Sudah banyak petani di Indonesia yang merasakan faedah berasal dari aktivitas pengembangan irigasi perpompaan dan perpipaan ini. Komentar dan respon positif berasal dari petani termasuk banyak bermunculan,” kata Pending.

Salah satunya adalah berasal dari Gapoktan Mulya yang berlokasi di Desa Pringkasap Kecamatan Pabuaran Subang yang beroleh aktivitas irigasi perpompaan Tahun 2017. Pak Yon Bawono sebagai ketua Gapoktan memberikan bahwa irigasi perpompaan ini sangat berfungsi dan terbukti dapat mengatasi keperluan air irigasi untuk petani.

Posisi sawahnya yang berada di ujung area irigasi sering tidak kebagian air, lebih-lebih pada musim kemarau. Sedangkan terdapat sumber air berasal dari sungai yang dapat dimanfaatkan untuk irigasi. Bantuan 1 unit aktivitas pompanisasi berasal dari Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana selanjutnya digunakan untuk pembelian pompa air dan mesin penggerak, bangunan rumah pompa dan pipanisasi untuk distribusi air.

Kegiatan selanjutnya pada kala ini berfungsi untuk tingkatkan ketersediaan irigasi dan tingkatkan luas areal tanam padi. Pada kala kemarau petani dapat menanam padi lagi.

By Drajad