Saat ini, bank memberikan kemudahan layaknya kita memiliki mesin ATM sendiri di rumah. Dengan perkembangan teknologi, layanan perbankan online telah menjadi bagian dari gaya hidup modern, menemani aktivitas kita sehari-hari. Di balik semua kemudahan yang ditawarkan, sebenarnya ada risiko terkadang dilupakan atau ancaman yang tidak kita pedulikan.

Istilah kejahatan perbankan dalam dunia internet dikenal dengan istilah hacking atau cybercrime. Kejahatan internet ini semakin mungkin terjadi ketika kita tidak mengerti bagaimana mengamankan transaksi internet perbankan.

Jadi, apakah sulit untuk berdagang dengan aman? Ini sebenarnya cukup mudah dilakukan, tetapi membutuhkan pengetahuan dan perawatan dari pengguna.

Baca Juga : Call center mandiri

Pelajari tentang pola penipuan online dan tips sederhana yang dapat Anda lakukan untuk menjaga transaksi perbankan online Anda aman dari kejahatan internet (cybercrime).

Waspadai Ancaman Phishing

Phishing adalah salah satu pola penipuan online yang paling umum, dari dulu hingga sekarang.

Jadi apa itu phising? Phishing adalah upaya untuk mendapatkan informasi dan data pelanggan yang penting dan rahasia secara ilegal.

Data ini meliputi user ID, password, PIN, nomor rekening tabungan bank, nomor kartu kredit, kode OTP, CVV, nama ibu kandung, dll.

Tujuan dari phishing adalah agar pelaku (hacker/cybercriminal) mengambil uang dari korban untuk keuntungan pribadi.

Teknik phishing ini paling sering terjadi dalam kejahatan perbankan online, dan digunakan dalam bentuk alamat email palsu, tautan palsu, panggilan telepon atau pesan teks yang dikirim melalui Direct Message (DM) di Instagram/Facebook, SMS atau WhatsApp.

Misalnya, email palsu dapat memotivasi pengguna Internet untuk menerima validitas email atau situs web. Untuk tampil meyakinkan, pelaku juga kerap menggunakan logo atau merek dagang milik lembaga resmi, seperti bank atau penerbit kartu kredit. Pemalsuan ini dirancang untuk memikat korban agar mengirimkan data pribadi, seperti kata sandi, PIN, atau nomor kartu kredit.

Cara termudah untuk memprediksi phishing adalah dengan tidak mengklik tautan dalam pesan email yang tidak dikenal, cukup masukkan data rahasia di situs web yang aman dan periksa rekening bank Anda secara teratur, dan segera laporkan sesuatu yang mencurigakan ke bank Anda.

  1. Jaga Rahasia Data Bank

Ingatlah bahwa semua transaksi perbankan yang terkait dengan data nasabah hanya dilakukan di cabang bank. Bank tidak pernah meminta pejabat bank secara langsung atau melalui email untuk meminta informasi data nasabah tanpa langsung ke cabang bank.

Jika tautan yang tampak mencurigakan ke data keuangan masuk ke kotak surat Anda, meskipun terlihat asli, abaikan saja. Disarankan agar Anda memeriksa email cabang bank tempat Anda memiliki rekening. Pastikan Anda memahami semua peraturan dan ketentuan yang ada di bank Anda mengenai keamanan data nasabah.

Contoh data dan informasi pribadi antara lain:

  • Data Internet Banking: Nama Pengguna, Kata Sandi
  • Data perbankan: nomor rekening, nomor kartu kredit, CVV (3 angka di belakang kartu), kode OTP, tanggal kadaluarsa kartu kredit/debit
  • Data identitas diri: KTP, NPWP, SIM, KK, paspor
  • Data tambahan: tanggal lahir, alamat rumah lengkap, nama ibu kandung
  1. Berusahalah untuk memperbarui/mengubah kata sandi Anda secara teratur

Penting untuk mengganti password rekening bank Anda secara berkala, misalnya setiap 3-6 bulan sekali jika Anda sering bertransaksi. Kombinasi kata sandi dalam bentuk karakter campuran lebih aman untuk Anda. Biasanya password terdiri dari 6 karakter.

Cobalah untuk menghindari transaksi perbankan melalui jaringan Wi-Fi publik yang tidak terlindungi. Sebuah komputer pribadi sangat dianjurkan karena pasti lebih aman. Pengaturan komputer yang baik dapat mencegah Anda dari ancaman peretas dan penjahat dunia maya lainnya.

Juga berhati-hatilah untuk tidak menulis kata sandi Anda di telepon pribadi Anda. Passwordnya harus diingat, kalau direkam khusus di handphone mudah bocor ke orang yang tidak bertanggung jawab, misalnya handphone tiba-tiba rusak dan perlu diperbaiki. Tentu saja layanan harus membuka data, dan tidak menutup kemungkinan mereka mengetahui data pribadi Anda.

  1. Pastikan alamat URL situs web bank aman dan sehat

Pertama, pastikan Anda menggunakan situs web asli sebelum memasukkan informasi pribadi di situs web perbankan online. Cara mengeceknya sederhana, dengan melihat halaman web yang mengatakan harus ada tanda ikon kunci gembok tertutup.

Ini akan menjaga informasi pribadi dan kata sandi aman dari penjahat dunia maya. Saat ini sudah banyak cara mengcopy website yang mencuri data nasabah bank. Ketidaktahuan sederhana ini dapat menipu Anda untuk memasukkan data ke situs web palsu.

  1. Cek rekening secara berkala, jika ada transaksi yang mencurigakan harap menghubungi pihak bank

Hacker menggunakan berbagai metode untuk mencuri dana dari nasabah bank. Selain teknik mencuri data melalui email, mereka biasanya bermain-main dengan ATM mengingat mereka standby 24 jam sehari.

Oleh karena itu, silakan periksa akun Anda dengan rajin atau teratur. Jika ditemukan transaksi yang mencurigakan, segera laporkan ke bank terkait. Jangan tunda lagi, karena akun dapat dibekukan sementara untuk menghindari kehabisan dana.

Kemudian, jika Anda dalam keadaan darurat, seperti saat menggunakan mesin ATM, misalnya jika kartu ATM tertelan mesin, atau jika Anda salah memasukkan PIN atau PIN berkali-kali, harap segera hubungi call center bank.

Sekalipun kejadian tersebut terjadi pada Sabtu-Minggu malam saat bank tutup, Anda tetap harus segera melaporkannya ke call center resmi bank. Nomor call center bank biasanya tertera di ATM dan standby 24 jam sehingga ATM langsung diblokir dan dana Anda aman.

Contoh lain, hal ini bisa terjadi ketika Anda menggunakan online banking untuk melakukan transaksi dan akibatnya proses gagal tetapi saldo Anda terdebet. Segera hubungi call center bank Anda kemudian pastikan Anda mendapatkan solusi secepatnya.